Indahnya ya pemandangnya..??.
Hijau dan sejuk dan tentunya dingin pula, dengan latar belakangnya hamparan
sayur mayur di sini kanan dan sisi kirinya. Serta lebatnya hutan yang semakin
ke atas semakin tertutup oleh kabut yang sering datang tiba-tiba.
Aku sedang berdiri disana,
mengenang memori yang sudah lama terjadi. Ya, jalan yang berwarna coklat
itu,yang telah membawaku bisa kembali ke rumah, setelah sekian lama aku
berjuang bersama TUHAN. Dalam ganasnya hutan belantara dan dinginnya kabut yang
menerpa jaket tipisku. “Aku mungkin orang
yang lemah, tapi tak selemah yang aku pikirkan”.
Memakan sesuatu yang seharunya
tak kumakan, tidur di tempat yang tak seharusnya tak ku rebahkan lelah ku
disana dan merasakan setiap detik kematianku. Tak pernah kurasakan aku sebodoh
ini, pergi ke tempat di mana tak ada orang lain yang tahu, dimana tak ada orang
yang mampu menolongku, dimana tak ku dengar tangisan untuk diriku, dan semangat
untuk menyelamatkanku. “mama, papa,
maafkan aku tak bisa pulang tepat waktu saat ini” , ya itulah sebuah
kalimat yang memakili perasaan bersalahku pada orang tuaku.
Masih sangat
tergambar jelas di ingatanku, tentang 2 monyet hitam itu yang menghalagi
jalanku dengan sorot matanya yang melihat kearahku. “Maju’o ayo maju’o..” kata
hatiku saat itu, dengan nafas yang terengah-engah sambil memegang 1 kayu di
tangan kananku dengan sorot mata ku yang tak mau mengalah. Lelah,lapar, haus dan
lemah tapi aku tetap berdiri ”andai
kalian dapat merasakan hal itu”.
“Aku tidak berjuang untuk pulang, aku
berjuang untuk bertahan,hari demi hari “
0 komentar:
Posting Komentar