Label: , , , , ,

TRACKING (CANGAR) – 21 adventure team

 
ADVENTURE

Hai, para pembaca dan pengunjung blog yoursamana. Bagaimana kabar kalian.? Semoga baik dan selalu sehat ya.amin.

Kali ini saya menulis perjalanan saya bersama team21 di cangar-batu saat sedang melakukan tracking atau biasa di sebut dengan lintas alam. Lokasi cangar batu terletak di koordinat 7° 43' 51.83" S  112° 31' 51.24" E ,   Cangar batu memiliki cuaca yang tidak menentu, yakni kadang sering turun hujan tiba-tiba.

Kami memulai perjalanan pada jam 08.00 wib waktu setempat di sma antartika sidoarjo. Perjalanan kami dari sidoarjo ke cangar batu di perkirakan menempuh 2 jam dengan mengendarai sepeda motor. Kami rombongan 21 adventure team yakni tino, nuga, ajeng, dinar, dea, sasa, brily, adit, fary, inggid, bersiap memulai petualangan.

# PERJALANAN dan DOA

            Cuaca sangat cerah waktu itu, dengan mataharinya yang bersinar terang, dan awan putihnya yang sangat indah, serta langit biru yang menawan.

            “mas, mampir pom bensin ya..?” kata ajeng sebelum berangkat.
            “ok..” kataku, sambil mengacungkan jempol.

Seperti biasa, sebelum memulai perjalanan, kami pun menyempatkan diri untuk berdoa, memohon perlindungan kepada yang MAHA KUASA, agar di beri kelancaran saat keberangkatan dan pulang.

Kami pun berangkat, di temani oleh ribuan asap polusi kendaraan yang tanpa sadar menerpa tubuh kami. 5 menit kemudian kami sampai di pom bensin.

“jangan lupa nyalakan lampunya ya.” Kataku kepada adit sekedar menginggatkan.

Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan, untunglah kondisi jalan ramai lancar pada hari jum’at itu. Untunglah juga, tidak ada polisi yang menghalau perjalanan kami, maklum 21 adventure team , 99 % pengendara dan penumpangnya belum memiliki sim. Jadi perasaan khawatir pasti ada, tapi semuanya bisa di lalui dengan kewaspadaan yang tinggi. Ingat kewaspadaan yang tinggi adalah salah satu faktor keberhasilan menghindari tilangan.

Rute perjalan yang akan kami lalui adalah melalui kota mojokerto. Kemudian melewati ngoro industri, memasuki desa ngoro, akses jalanan sedikit tidak rata dan berlubang dan becek, dengan pemandangan kanan dan kirinya adalah persawahan. Setelelah melintasi 1 lampu merah, kami pun berhenti untuk sekedar, melepas lelah dan mendinginkan sepeda motor yang kami kendarai di depan lampu merah kedua. Canda tawapun tak bisa lepas dari kami  emosi 21 adventure team tampak ceria, menyambut petualangan hari itu.  Karena kebeleet buang air kecil saya pun pergi ke belakang rumah yang yang kebetulan itu adalah area pekuburan cina. 

“sepurane, sing katah mbah..” kata dalam batinku


part 2

Tak sampai 15 menit, beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan dengan berbelok ke kiri kearah pacet. Perjalanan akan kami tempuh sekitar 30’an Km dari tempat kami beristirahat sejenak tadi. Kondisi aspal yang sangat mulus, memudahkan kami untuk mengendalikan sepeda motor yang kami kendarai, walaupun jalanan semakin menaik dan menanjak, belum terlalu membuat sepeda motor kami yang di kendarai bekerja terlalu keras. Tak sampai 30 menit, saya pun sampai di daerah dekat pemandian air panas pacet yakni padusan. Sebelum melanjutkan perjalanan saya yang berada di depan menunggu yang lainnya yang masih berada di jauh belakang. Setelah semua berkumpul lengkap, perjalanan kami lanjutkan kembali. Menuju desa sendi yang kemudian akan mengarah ke cangar batu.

“woii..woii… jalan’e..!!” teriak warga kepada kami.
“waduh... woi salah jalan putar balik !!” teriak ku pada rombongan.

Ternyata kami, hampir melintasi jalan yang salah yang justru itu adalah jalan satu arah yang berlawanan. Akhirnya dengan bergegas karena tak ingin menanggung rasa malu, kami pun langsung putar balik menuju arah yang benar.

Selang 5 menit kemudian, tibalah kami di jembatan dengan sungainya yang lebar dan bebatuannya yang banyak dan besar-besar di dasarnya. Kami pun sempat beristirahat di sana, untuk melepas lelah. Sejenak melihat pemandangan yang memukau mata kami, sambil merasakan sejuk dan dinginnya udara di kaki gunung.

|“Tuhan, kau ciptakan kami untuk melihat ciptaanmu, yang tak terbatas.”|

Aku pun segera menaiki sepeda motor, dan di ikuti dengan yang lainya. aku pun berkata kepada sepeda motorku.

Kataku “semangat, perjalanan di mulai…! Kamu kuat.!” Sambil mengelus-elus bodynya.

Di depanku terlihat tingkungan tajam yang dengan kondisi jalannya yang langsung menanjak ketika berbelok ke kanan. Nama tikungan itu adalah sendi. Kusiapakan diriku ku ambil ancang-ancang agar sepeda motorku dapat kuat melintasi tanjakan tersebut.

“bbbrreeemmmm………breemmmmmm..!!!” begitu kira-kira suara sepeda motor yang ku                pacu.
“jangan, mepet-mepet ya..” kataku kepada rombongan.

            Tikungan sendi itu, adalah lintasan yang pertama yang mengantarkan kami memasuki area hutan tahura.R.soeryo. dengan hutannya yang lebat dan masih hijau, cuacanya yang tak menentu dan udaranya yang dingin. Dikarenakan lintasan yang semakin menanjak dan menanjak hal ini membuat sepeda motorku bekerja keras tanpa henti yang menyebabkan kondisi cepat panas pada mesin, yang di takutkan adalah apabila sepeda motorku mati dan tidak bisa di starter akibat kepanasan.

            Beberapa kali, saya dan rombongan sempat berhenti untuk sekedar mendinginkan mesin sepeda motor yang kami kendarai. Tapi hal itu tak menyurutkan semangat kami untuk tetap melaju pada tujuan kami.

# KEHENINGAN..

            Dengan tetap melintasi jalanan yang menanjak dan melewati beberapa warung-warung kopi di pinggir jalan. tak berapa lama, kami melewati jalanan yang dinamakan gajah  mungkur, di lokasi gajah mungkur terdapat lokasi wisata goa , serta beberapa warung-warung makanan yang berjejer rapi. Tak jauh dari lokasi tersebut,  kamipun melintasi gapura selamat datang di hutan lindung tahura r.soeryo dengan hutannya yang lebat, dan suasananya yang sepi. …


part 3


“krikk..kriikk..krriikk….” demikian bunyi serangga yang menemani perjalan kami.

Setelah melewati gapura tahura.r soeryo. Cuaca pun menjadi lebih gelap. Karena kabut yang mulai turun. Menandakan akan turun hujan. Tapi itu tak menyurutkan kami untuk tetap melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, saya dan yang lainnya berjumpa dengan sekumpulan monyet liar yang tengah bermain dan melintasi jalanan yang kami lalui.  Kami hanya melihat sejenak saat itu, bukan berarti karena kami takut mendekati kawanan monyet tersebut, tetapi karena posisi jalanan yang menanjak yang tidak memungkinkan kendaraan kami untuk berhenti, sehinggah memutuskan kami untuk kemudian melanjutkan perjalanan.

Di karenakan kondisi mesin kendaraan yang cepat panas, akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sejenak, melepas lelah. Sepi, sunyi, dan berkabut, itulah keadaan pada saat itu, dan jarang sekali kendaraan yang melewati di depan kami. Dan selalu ada canda tawa, ketika kami berhenti untuk melepas lelah. Mungkin ini adalah kebiasaan kami, kebiasaan team21 andventure yang tak akan pernah berubah.

#WATER FALL..

“Endi uwong’e iki. (mana orangnya ini.? )” kataku, sambil melihat keadaan sekitar.

Tak kurang 10 menit dari tempat pemberhentiaan kami tadi, kami sampai pada lokasi wisata, yakni air terjun watu ondo. Dan tampaknya tidak ada penjaga atau orang-orang di sekitarnya, lagipula saat itu pagar masuk juga sedang tertutup.

            “apakah memang lokasinya sedang tutup, atau penjaganya memang belum datang?” tanyaku sendiri.

            Aku pun memutuskan untuk parkirkan sepeda motorku di depan pintu masuk, dan aku berjalan ke dalam lokasi tersebut untuk mencari tahu, apakah ada orang di sana. setelah berjalan ke sana kemari, dan tak menemukan 1 orang penjaga di dalamnya. aku pun memutuskan untuk mengajak yang lainnya agar masuk saja, dan menyuruh mereka untuk memarkirkan sepeda motornya juga di depan pagar atau pintu masuk tersebut. Hal ini memang terbilang nekad.

            Dikarenakan kendaraaan tidak ada yang menjaga, maka saya menyuruh mereka untuk turun saja langsung untuk melihat air terjun tersebut, dan tugas saya adalah menjaga kendaaraan. Maklmu area di sana memang sepi, dan memang memungkinkan untuk terjadinya tindak kejahatan. Saya tidak mengawasi kendaraan tersebut di depan pintu masuk secara langsung, melainkan tetap mengawasinya sedikit ke dalam area lokasi parkir, yang memang sudah di sediakan. Memang saat itu banyak lalu lalang kendaraan bermotor yang melewati pintu masuk air terjun watu ondo tersebut, sambil terkadanga juga memperthatikan kendaraan kami.

            Beberapa kali saya pun, menuruni anak tangga yang menuju ke air terjun, mungkin sekitar 10 meter dari tempat parkir, sekedar untuk mengawasi mereka yang sedang melakukan perjalanan kea rah air terjun. saya melihat mereka sedang berfoto-foto dengan gembiranya di depan air terjun watu ondo.

            Selang sekitar 15 menit, datang rombongan polisi hutan (POLHUT), mereka sempat melewati pintu masuk serta sempat memperhatikan kendaraan yang kami parkir di pintu masuk.

Beberapa dari polhut tersebut ada yang menghampiri saya, dan meminta saya untuk benar-benar menjaga kendaaraan milik kami. Pertamanya mereka tidak melarang apa yang kami lakukan, yakni masuk secara illegal ke lokasi tersebut, tapi selang beberapa menit kemudian, 10 orang polhut datang menghampiriku dengan sepeda motor trailnya masing-masing. Terjadi pembicaraan yang sengit antara para polhut dengan saya. Yang pada intinya polhut tersebut meminta saya dan team untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Saya pun menyadari kesalahan saya, tapi tak sepenuhnya apa yang saya lakukan ini salah. Tapi untungnya, emosi semuanya bisa diredam, di karenakan ada beberapa anggota polhut yang saya kenal.

            Sayapun meminta waktu beberapa menit, untuk membawa team agar kembali ke titik awal, dengan cara memanggil mereka.

"Woi... ayo mbalik...!! cepat..!!" Teriakku.

 Setelah semuanya berkumpul, saya beserta team, pergi meningglkan lokasi tersebut dan menuju ke lokasi selanjutnya yakni pemandian air panas cangar.

1 komentar:

  1. nuga nugraha mengatakan...:

    mana lanjutannya~ ~??

Posting Komentar