Sabtu itu
rencananya sih pengen di rumah saja, tapi mengapa tiba-tiba jadi pengen
mbolang, sedikit memasuki hutan untuk menikmati kesendirian. Kesendirian disini
yang di maksud bukan meratapi kejomblooan loh ya. Ini beneran ingin menyendiri
sendiri._^
Ok Tujuan sudah di putuskan, dan
saatnya mempersiapkan perlengkapan. Waktu masih menunjukan pukul 09.00 pagi
saat itu. Compass, Peta, senter, pisau,
dll sudah di persiapkan jauh hari memang,yang semuanya itu sudah terbungkus
dalam kain kasa bekas pembungkus sandal gunung eiger. Tidak lupa pergi ke dapur
untuk memasak telor, dan tempe sebagai bekal perjalanan.
Tepat pukul 10.
00, berangkat dengan mengendarai sepeda motor Honda supra 125 yang kemanapun
selalu menemaniku. Kebetulan saat itu cuaca di sidoarjo sangat cerah, walaupun
sehari sebelumnya memang terjadi bencana yakni turunya hujan abu vulkanik
akibat melentusnya gunung kelud. Tapi sepurane, saya tidak membahasa gunung
kelud, saya membahas gunung yang lain, Hihi. _^. Ok back to topik !. sudah
setengah jam perjalanan dan tinggal setengah jam lagi tiba di tempat tujuan,
tapi entah mengapa saat itu tiba-tiba awan sepertinya sedang mulai bergumul
tandanya mau hujan. Dan ternyata memang benar 10 menit kemudian hujan turun
dengan lebat. Tapi untungnya ada jas hujan,dan perjalanan tetap di lanjutkan.
Begitu tiba di
tempat tujuan, langsung pergi ke warung buat mimik teh anget dulu, biar strong
_^. Karena waktu itu hujan belum
berhenti akhirnya ku putuskan untuk menunggu di warung dulu sekalian
menghangatkan badan dulu.
OK. Satu jam
sudah berlalu, untuk menunggu hujan reda pun aku sampai tertidur, Yak Ampun
Sudah jam 13.00. Kupersiapakan tasku yang biasa orang inggris sebut tas daypack,
ku lihat cuaca juga sudah lumayan baik, hujannya sudah tidak lebat lagi,
walaupun rintik rintik hujan terus berjatuhan ke tanah.
Saatnya
berangkat, tapi baru berjalan setengah jam sudah di guyur hujan lebat. Haduh
pertanda apakah ini?? !. Dan akhirnya
tida saat di mana aku harus membuka peta dan kompas, untuk keluar dari jalur yang
sudah di tetapkan. Ku tetapkan, aku akan mengarah sejauh 3 derajat kearah kanan
dan akan terus berjalan kearah sana, ku perhatikan kontur perjalanan yang ku
lalui dengan peta, saat itu waktu menunjukan pukul 13.40, dengan kondisi cuaca
yang masih hujan dan aku yang seperti biasanya sendiri _^. Dengan berbekal nasi 1 bungkus, aku berjalan
menuruni lembah dan masuk di dalamnya, serasa menyenangkan memang, karena
begitu banyak hal yang bisa ku jumpai di sana, yang mungkin jarang orang lain
bisa melihatnya. Memakai jas hujan yang selalu terinjak oleh kakiku sendiri,
aku terus berjalan. Hingga lupa waktu.
Cuacapun berangsur-angsur
membaik sore itu. Dan tiba waktunya saya untuk pulang. Karena besok pagi saya
akan melatih di kemiri. Walaupun dengan kondisi Badan yang basah,ku tetap
berjalan pulang sesuai jalan yang tadi kulintasi. Tapi sampai pada tempat di
mana ada pohon bamboo yang saat berangkat sudah kulewati. Aku hanya melihat dan
melintasinya saja waktu itu, karena memang tak ada yang menarik dari sekumpulan
pohon-pohon bamboo itu, walaupun saat berjalan aku bertanya dalam hati “Kok
bisa yang pohon bamboo itu tumbuh subur di ketinggian seperti itu.?! ”.
Ku tetap berjalan hingga malam mulai menjelang., senterpun
aku keluarkan dari dalam tas, tampak kurasakan rerumputan yang masih basah
terinjak-injak olehku. Kulihat waktu saat itu menunjukan pukul 18.45.
“Kok lama ya.? Padahal ini jalan yang benar” tanyaku dalam hati sambil terus
berjalan.
Entah mengapa semakin lama aku berjalan timbul perasaan bahwa aku sedang
tersesat, entah itu memang tersesat atau sengaja di sesatkan.
Waktu sudah menunjukan sekitar pukul 19. 30, dan terlalu
lama aku berjalan aku pun lapar, dan mengambil sebungkus nasi yang aku buat
tadi pagi. Sambil di temani suara nyanyian alam pada malam hari, aku pun duduk
bersilah untuk mulai makan dan beristirahat. Saat itu yang kupikirkan adalah
aku harus pulang sebelum hari berganti. Jadi setelah makan dan berdoa
kuputuskan untuk kembali berjalan. Walaupun perasaan takut memang selalu ada. Dengan
sepatu dan celana yang basah, dan kaki yang mulai kelelahan, dan henti-hentinya
ku panjatkan doa. Sampai pada akhirnya aku sampai pada titik point awal, dimana
aku sudah bertemu dengan jalan setapak. Waktu
itu menunjukan pukul 20.30.
Yang saat itu masih menjadikan pertanyaan buatku
adalah, aku tersesat atau sengaja di sesatkan.?!. Tapi Untung aku masih bisa
pulang malam itu, dan ke esokan harinya dapat melatih, walaupun dengan kondisi
dan yang tampak kelelalan…END_^
Pesan moral yang dapat kita ambil dari peristiwa tsb adalah :
Jangan terlalu meratapi nasib sebagai jomblo sendirian._^
#KeepCalmAndVoteKarwo