Label: , , ,

Kesasar Opo Di sasar'no ? (15 Februari 2014) Cerita Bohong


Sabtu itu rencananya sih pengen di rumah saja, tapi mengapa tiba-tiba jadi pengen mbolang, sedikit memasuki hutan untuk menikmati kesendirian. Kesendirian disini yang di maksud bukan meratapi kejomblooan loh ya. Ini beneran ingin menyendiri sendiri._^
Ok Tujuan sudah di putuskan, dan saatnya mempersiapkan perlengkapan. Waktu masih menunjukan pukul 09.00 pagi saat itu.  Compass, Peta, senter, pisau, dll sudah di persiapkan jauh hari memang,yang semuanya itu sudah terbungkus dalam kain kasa bekas pembungkus sandal gunung eiger. Tidak lupa pergi ke dapur untuk memasak telor, dan tempe sebagai bekal perjalanan.

Tepat pukul 10. 00, berangkat dengan mengendarai sepeda motor Honda supra 125 yang kemanapun selalu menemaniku. Kebetulan saat itu cuaca di sidoarjo sangat cerah, walaupun sehari sebelumnya memang terjadi bencana yakni turunya hujan abu vulkanik akibat melentusnya gunung kelud. Tapi sepurane, saya tidak membahasa gunung kelud, saya membahas gunung yang lain, Hihi. _^. Ok back to topik !. sudah setengah jam perjalanan dan tinggal setengah jam lagi tiba di tempat tujuan, tapi entah mengapa saat itu tiba-tiba awan sepertinya sedang mulai bergumul tandanya mau hujan. Dan ternyata memang benar 10 menit kemudian hujan turun dengan lebat. Tapi untungnya ada jas hujan,dan perjalanan tetap di lanjutkan.
Begitu tiba di tempat tujuan, langsung pergi ke warung buat mimik teh anget dulu, biar strong _^.  Karena waktu itu hujan belum berhenti akhirnya ku putuskan untuk menunggu di warung dulu sekalian menghangatkan badan dulu.

OK. Satu jam sudah berlalu, untuk menunggu hujan reda pun aku sampai tertidur, Yak Ampun Sudah jam 13.00. Kupersiapakan tasku yang biasa orang inggris sebut tas daypack, ku lihat cuaca juga sudah lumayan baik, hujannya sudah tidak lebat lagi, walaupun rintik rintik hujan terus berjatuhan ke tanah.

Saatnya berangkat, tapi baru berjalan setengah jam sudah di guyur hujan lebat. Haduh pertanda apakah ini?? !.  Dan akhirnya tida saat di mana aku harus membuka peta dan kompas, untuk keluar dari jalur yang sudah di tetapkan. Ku tetapkan, aku akan mengarah sejauh 3 derajat kearah kanan dan akan terus berjalan kearah sana, ku perhatikan kontur perjalanan yang ku lalui dengan peta, saat itu waktu menunjukan pukul 13.40, dengan kondisi cuaca yang masih hujan dan aku yang seperti biasanya sendiri _^.  Dengan berbekal nasi 1 bungkus, aku berjalan menuruni lembah dan masuk di dalamnya, serasa menyenangkan memang, karena begitu banyak hal yang bisa ku jumpai di sana, yang mungkin jarang orang lain bisa melihatnya. Memakai jas hujan yang selalu terinjak oleh kakiku sendiri, aku terus berjalan. Hingga lupa waktu.

Cuacapun berangsur-angsur membaik sore itu. Dan tiba waktunya saya untuk pulang. Karena besok pagi saya akan melatih di kemiri. Walaupun dengan kondisi Badan yang basah,ku tetap berjalan pulang sesuai jalan yang tadi kulintasi. Tapi sampai pada tempat di mana ada pohon bamboo yang saat berangkat sudah kulewati. Aku hanya melihat dan melintasinya saja waktu itu, karena memang tak ada yang menarik dari sekumpulan pohon-pohon bamboo itu, walaupun saat berjalan aku bertanya dalam hati “Kok bisa yang pohon bamboo itu tumbuh subur di ketinggian seperti itu.?! ”.
Ku tetap berjalan hingga malam mulai menjelang., senterpun aku keluarkan dari dalam tas, tampak kurasakan rerumputan yang masih basah terinjak-injak olehku. Kulihat waktu saat itu menunjukan pukul 18.45.  
“Kok lama ya.? Padahal ini jalan yang benar” tanyaku dalam hati sambil terus berjalan.

Entah mengapa semakin lama aku berjalan timbul perasaan bahwa aku sedang tersesat, entah itu memang tersesat atau sengaja di sesatkan.

Waktu sudah menunjukan sekitar pukul 19. 30, dan terlalu lama aku berjalan aku pun lapar, dan mengambil sebungkus nasi yang aku buat tadi pagi. Sambil di temani suara nyanyian alam pada malam hari, aku pun duduk bersilah untuk mulai makan dan beristirahat. Saat itu yang kupikirkan adalah aku harus pulang sebelum hari berganti. Jadi setelah makan dan berdoa kuputuskan untuk kembali berjalan. Walaupun perasaan takut memang selalu ada. Dengan sepatu dan celana yang basah, dan kaki yang mulai kelelahan, dan henti-hentinya ku panjatkan doa. Sampai pada akhirnya aku sampai pada titik point awal, dimana aku sudah bertemu dengan jalan setapak.  Waktu itu menunjukan pukul 20.30.

Yang saat itu masih menjadikan pertanyaan buatku adalah, aku tersesat atau sengaja di sesatkan.?!. Tapi Untung aku masih bisa pulang malam itu, dan ke esokan harinya dapat melatih, walaupun dengan kondisi dan yang tampak kelelalan…END_^








1 komentar:

  1. Unknown mengatakan...:

    Pesan moral yang dapat kita ambil dari peristiwa tsb adalah :
    Jangan terlalu meratapi nasib sebagai jomblo sendirian._^
    #KeepCalmAndVoteKarwo

Posting Komentar