Label:

RUMAHKU STASIUN JAKARTA KOTA (CHAPTER 6)


Beberapa saat kemudian datang petugas keamanan kereta. yang berjalan ke arahku dan melihat ada 2 keranjang besar itu berada di samping.
“punya anda..??” sambil menunjuk ke arahku.

“ya ini lah tujuanku..aku sudah sampai”
kataku dalam hati, sambil melihat jam di tangan yang menunjukkan pukul 07.00.


Chapter 6 : Ow...Inikah...!!!!

“mas..mas..mas...” terasa ada yang memanggil dan mencolek saya.

saat  membuka mata, ada 2 orang berada di belakang aku. Ternyata itu petugas keamanan yang sedang melakukan pemeriksaan tiket untuk kedua kalinya.
sambil menyerahkan tiket, akupun berdiri dan hendak menuju toilet. Setelah mencuci muka dan buang air kecil aku pun kembali menuju tempat ku tertidur semula. Aku melihat tampak ke anehan dari orang-orang yang sebelumnya tidak pernah aku lihat di gerbong kereta ini.
"begitu banyak kejanggalan sepertinya...???"

lalu ibu-ibu waras pun masuk ke dalam toiltet. ..

kakek tua yang sebelumnya berdiri di sampingku pun kelabakan ketiba ibu-ibu tidak waras tersebut akan masuk ke dalam toilet.
di cegahnya ibu-ibu tersebut, lalu kakek tua itu pun masuk terlebih dulu. Ternyata dia adalah pedagang yang kopi seduh yang selalu menenteng dagangannya di dalam gerbong ketika berjualan.!! kakek tua tersebut lalu mengambil dagangannya yang sebelumny memang di sembunyikan di dalam toilet ketika pemeriksaaan tiket berlangsung.
Dengan sedikit kesal terlihat di wajahnya dia memindahkan dagangganya di sebelahku.

Setelah petugas pemeriksaan tiket berlalu ke gerbong lainya. Terlihat beberapa pedagang yang sebelumnya menyamar sebagai penumpang, mulai mengeluarkan dagannya dari persembunyiannya.
“Amazing...” kataku dalam hati sambil tersenyum aneh.

Pagi pun mulai menjelang. Ku lihat jam yang saat itu menunjukan waktu 04.25

Saat kereta berhenti sejenak di stasiun tidak ku ketahui namanya. Masuk secara sembunyi-sembunyi beberapa pedagang rambutkan dengan 2 keranjang besar yang berusaha di naikannya ke dalam kereta.
aku yang duduk di samping pintu masuk pun, ikut membantu bapak tersebut menganggkat keranjang besar dengan buah rambutannya.
Beberapa saat kemudian datang petugas keamanan kereta. yang berjalan ke arahku dan melihat ada 2 keranjang besar itu berada di samping.
“punya anda..??” sambil menunjuk ke arahku.
aku yang tak mau menahu pun diam dan melirik ke arah bapak pemilik rambutan tersebut yang sedang duduk.
“jangan lihat..jangan lihat...jangan lihat.....” kataku dalam hati, yang mungkin juga seperti itulah yang akan di katakan pemilik rambutan yang sedang duduk dan mencoba tak menghiraukan petugas.
Tapi akhirnya ketahuan juga. Si pemilik pun mengakui dan memberi uang Rp.5000 kepada petugas tersebut. Mungkin itu sebagai tutup mulut.
“Entahlah lebih baik aku diam, tanpa harus membuat pembenaran...” kataku.

Akhirnya palang besar berukur 1x 3 meter bertuliskan stasiun pasar senen. Terlewati oleh kereta yang mulai berjalan lambat.
“ya ini lah tujuanku..aku sudah sampai” kataku dalam hati, sambil melihat jam di tangan yang menunjukkan pukul 07.00.

Sejenak aku melihat, pemilik rambutan tersebut akan turun. Dengan kereta masih dalam keadaan berjalan lambat. Aku yang berdiri di sebelah toilet pun berusah membantunya menurukan 2 keranjang rambutan tersebut.
“entahlah apa yang di pikirkan bapak tersebut, tapi seperti mungkin jika dia tak lekas turun dia akan tertangkap oleh petugas keamanan...!!”tanyaku dalam hati.

Kereta pun berhenti tepat pukul 07.05. di stasiun pasar senen.

Memang perpisahan selalu menimbulkan kesan yang mendalam. Itulah yang kurasakan memang harus aku lakukan pada bapak tua yang duduk di hadapanku yang semenjak dari stasiun gubeng hingah pasar senen. Yang terkadang menceritakan tujuannya dan yang memberikan petunjuk arah padaku dalam tujuanku.

Tapi yang paling tak bisa aku lupakan adalah kehadiran ibu-ibu tidak waras tersebut yang membuatku terkadang merasa aneh dengan tingkahnya, juga sesekali membuatku tersenyum.

||makanan apaan ini...??Rp.15.000|| Rp.3500 for Busway || mie pangsit dengan sumpit || sampai wolter monginsidi..|| tidur dan mandi di masjid...||











0 komentar:

Posting Komentar