Chapter 5 : ISTIMEWA
“Pecel...pecel...pecel...” terdengar suara seseorang dalam luar jendela.
membangunkanku yang saat itu sedang lumayan terlelap.
membangunkanku yang saat itu sedang lumayan terlelap.
Ternyata sudah sampai stasiun Madiun, tak terasa memang. Pantes banyak pedangan nasi pecel teriak sana teriak sini menawarkan dagangannya.
“Pak Nasinya satu....!!” pinta ku yang berdiri di pintu masuk gerbong kepada pejual pecel di luar.
“5000 rupiah, harganya..”sambil menyerahkan bungkusan nasi pecel kepadaku.
aku pun mengeluarkan uang 50 ribu.“ini pak...!!!”
“waduh gak ada kembaliannya....!”
“Pak Nasinya satu....!!” pinta ku yang berdiri di pintu masuk gerbong kepada pejual pecel di luar.
“5000 rupiah, harganya..”sambil menyerahkan bungkusan nasi pecel kepadaku.
aku pun mengeluarkan uang 50 ribu.“ini pak...!!!”
“waduh gak ada kembaliannya....!”
Akupun mencoba merogoh kantong celana yang terdapat uang 4000 rupiah“ kalau uang kecil aku Cuma ada 4000 ribu pak...!!tak tukarkan dulu gimana...??”.
“sudah gak usah...tak jual 4000 rupiah saja ke sampeyan.....” yang kemudian berteriak kembali “pecel...pecel..pecel...madiun.....!!!pecelnya...” sambil berpindah lokasi.
Dalam batinku...”lumayan...beruntung banget ini hari...”
“sudah gak usah...tak jual 4000 rupiah saja ke sampeyan.....” yang kemudian berteriak kembali “pecel...pecel..pecel...madiun.....!!!pecelnya...” sambil berpindah lokasi.
Dalam batinku...”lumayan...beruntung banget ini hari...”
Setelah makan pecel di koridor kereta yang sempit yang juga harus berbagi dengan orang yang lalu lalang di dalam gerbong. Akupun masuk dan duduk di kursi ku.
“ini kerupuk...mau..!!” tanya si ibu yang duduk di sebelahku menawarkan kerupuk padaku sambil melirik dan menyodorkan kerupuknya.
“iya makasih bu..” tanpa ragu mengambil krupuk, walaupun dengan tanda tanya di pikiran.
Teryata seorang yang tidak waras pun memiliki kebaikan yang tidak di miliki orang-orang normal yang sukanya hanya menilai orang lain. Dari situ akupun menyadari, bahwa orang yang tidak waras bukan untuk di takuti dan di jauhi.
“ini kerupuk...mau..!!” tanya si ibu yang duduk di sebelahku menawarkan kerupuk padaku sambil melirik dan menyodorkan kerupuknya.
“iya makasih bu..” tanpa ragu mengambil krupuk, walaupun dengan tanda tanya di pikiran.
Teryata seorang yang tidak waras pun memiliki kebaikan yang tidak di miliki orang-orang normal yang sukanya hanya menilai orang lain. Dari situ akupun menyadari, bahwa orang yang tidak waras bukan untuk di takuti dan di jauhi.
Kereta pun melanjutkan perjalanannya...
“ibu ini kok baik banget ya.....dalam keterbatasannya dia memberikan apa yang dimilikinya dan mau berbagi dengan orang yang selalu menilai dia segara negatif....” tanya ku dalam hati saat itu.
Tiba-tiba kereta berhenti di tengah jalan...
“ada, apa ini, crash kah atau...??” tanyaku yang saat itu sedikit penasaran.
sudah hampir 2 menit kereta berhenti di tengah hutan yang di samping dan kirinya adalah tebing yang terlihat seperti 2 raksasa yang mengapit kereta.
“sepertinya ada kerusakan ini...” masih penasaran, karena tidak ada tanda-tanda kereta yang akan melewati kereta Gaya Baru Malam Selatan ini.
sudah hampir 5 menit kereta berhenti....tanpa adanya keterangan dari petugas yang ada di dalam gerbong.
“sabar ya bu...masih ada kesalahan teknis...mohon sabar ya...” pinta petugas gerbong yang berjalan cepat ,kepada para penumpang.
hanya bisa berkata “waduh.....” ketika petugas bicara seperti itu.
Dan tak lama, kereta pun berjalan kembali....
“untunglah...dingin juga akhirnya...” soalnya kalau keretanya tidak jalan, di dalam gerbong panasanya minta ampun walaupun saat itu malam hari.
“ada, apa ini, crash kah atau...??” tanyaku yang saat itu sedikit penasaran.
sudah hampir 2 menit kereta berhenti di tengah hutan yang di samping dan kirinya adalah tebing yang terlihat seperti 2 raksasa yang mengapit kereta.
“sepertinya ada kerusakan ini...” masih penasaran, karena tidak ada tanda-tanda kereta yang akan melewati kereta Gaya Baru Malam Selatan ini.
sudah hampir 5 menit kereta berhenti....tanpa adanya keterangan dari petugas yang ada di dalam gerbong.
“sabar ya bu...masih ada kesalahan teknis...mohon sabar ya...” pinta petugas gerbong yang berjalan cepat ,kepada para penumpang.
hanya bisa berkata “waduh.....” ketika petugas bicara seperti itu.
Dan tak lama, kereta pun berjalan kembali....
“untunglah...dingin juga akhirnya...” soalnya kalau keretanya tidak jalan, di dalam gerbong panasanya minta ampun walaupun saat itu malam hari.
Tak terasa 10 menit kemudian sampai di Stasiun SOLO JEBRES....
terdengar pemberitahuan bahwa kereta akan mengalami perbaikan terlebih dulu dan memakan waktu 10 menit.
terdengar pemberitahuan bahwa kereta akan mengalami perbaikan terlebih dulu dan memakan waktu 10 menit.
Tolah toleh di pintu masuk gerbong “owh...itu di sana...!!” sambil berjalan menuju ke tujuan tempat jualan pulsa.
Maklum pulsa habis, khawatir tidak bisa update status di facebook “hehehehe......”.
Setelah membeli pulsa duduk kembali di kursiku...
“uppss...ada ibu-ibu cantik ini....lumayan ada pemadangan segar...” kata ku dalam hati yang saat itu melihat ada penumpang baru yang duduk di hadapanku, tepatnya di hadapan ibu-ibu tidak waras.
“uppss...ada ibu-ibu cantik ini....lumayan ada pemadangan segar...” kata ku dalam hati yang saat itu melihat ada penumpang baru yang duduk di hadapanku, tepatnya di hadapan ibu-ibu tidak waras.
Dari ujung kaki sampai ujung kepala aku sembunyi-sembunyi memperhatikannya.
“ibu ini kalau punya anak cewek pasti cantinya bukan main....” berkata dalam hati.
Bukannya aku suka sama ibu-ibu atau tante loh ya...tapi lebih di karenakan tidak adanya pemadangan perempuan cantik di gerbong tempat duduk saya berada. Jadi ibarat mata sudah Low bat, lihat yang standard. Dan begitu ada yang di atas standardrisasi, mata rasanya kayak lampu 100 watt.
“ibu ini kalau punya anak cewek pasti cantinya bukan main....” berkata dalam hati.
Bukannya aku suka sama ibu-ibu atau tante loh ya...tapi lebih di karenakan tidak adanya pemadangan perempuan cantik di gerbong tempat duduk saya berada. Jadi ibarat mata sudah Low bat, lihat yang standard. Dan begitu ada yang di atas standardrisasi, mata rasanya kayak lampu 100 watt.
“bakal betah duduk ini....!” sambil sedikit senyum-senyum sendiri.
Kereta pun melanjutkan perjalanan kembali....
Ternyata yang namanya terlalu lama duduk bikin pantat capek, terlalu lama berdiri juga bikin kaki pegal. Repot memang jadi manusia itu.
Karena terlalu lama duduk membuat badan tidak bisa banyak bergerak dan malah membikin badan pegal-pegal, akhirnya kembali lagi pada posisi berdiri di pintu masuk gerbong sambil menikmati angin segar yang berhembus menembus celah-celah pintu masuk gerbong.
Karena terlalu lama duduk membuat badan tidak bisa banyak bergerak dan malah membikin badan pegal-pegal, akhirnya kembali lagi pada posisi berdiri di pintu masuk gerbong sambil menikmati angin segar yang berhembus menembus celah-celah pintu masuk gerbong.
Melipat tangan, dan bersandar, sembari kadang-kadang melirik parasnya ibu-ibu cantik itu....
Tak terasa ku perhatikan semua penumpang mulai tertidur malam itu. Dengan berbagai posisi, yang berusaha untuk membuat badan mereka tetap nyaman.
Waktu menunjukan pukul 23.00, dan esok pagi kereta Gaya Baru malam Selatan akan tiba di stasiun pasar senen.
Terlalu lama berdiri membuat ku terasa mengantuk...
ku ambil posisi duduk di sebelah pintu masuk gerbong, yang saat itu pintunya dalam keadaan tertutup.
ku ambil posisi duduk di sebelah pintu masuk gerbong, yang saat itu pintunya dalam keadaan tertutup.
Dan sedikit demi sedikit mataku terasa berat. Dan aku pun tertidur sejenak...
|| ada rasia pedagang..!! di dalam gerbong || Ibu-ibu tidak waras masuk dalam toilet yang terdapat dagangan yang disembunyikan kakek tua.|| sampai di Stasiun Pasar Senen,
|| ada rasia pedagang..!! di dalam gerbong || Ibu-ibu tidak waras masuk dalam toilet yang terdapat dagangan yang disembunyikan kakek tua.|| sampai di Stasiun Pasar Senen,
0 komentar:
Posting Komentar